Sesungguhnya segala puji adalah bagi Allah. Kita memuji, meminta pertolongan, ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan hawa nafsu kita dan dari keburukan amal-amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan oleh-Nya maka tidak ada lagi yang bisa menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, orang yang dikasihi dan dicintai-Nya, orang yang dipercaya oleh-Nya untuk menyampaikan wahyu dan syari’at-Nya kepada umat manusia. Semoga salawat dan keselamatan terlimpah kepada beliau dan juga kepada para pengikutnya, serta para sahabatnya semua, semoga keselamatan sebanyak-banyaknya selalu tercurah kepada mereka.
Amma ba’du.
Wahai hamba-hamba Allah,
Aku
wasiatkan kepada kalian dan juga kepada diriku untuk senantiasa
bertakwa kepada Allah. Karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah
maka Allah akan menjaganya dan membimbingnya menuju kebaikan agama dan
dunianya. Kemudian, ketahuilah -semoga Allah merahmati kalian-
sesungguhnya perkara paling penting yang harus diperhatikan oleh setiap
hamba di dalam kehidupan ini adalah keimanan. Itulah perkara paling
utama yang digapai oleh jiwa dan dirasakan oleh hati. Dengan iman itulah
seorang hamba akan mendapatkan ketinggian derajat di dunia dan di
akhirat. Bahkan semua kebaikan di dunia dan di akhirat bergantung pada
iman yang benar. Maka iman itu merupakan cita-cita terbesar, tujuan yang
teragung, dan target yang paling utama. Dengan iman itulah -wahai
hamba-hamba Allah- seorang hamba akan merasakan kehidupan yang baik di
dua alam (dunia dan akhirat) dan akan terselamatkan dari bebagai perkara
yang dibenci, keburukan, dan perkara-perkara yang berat dan
menyusahkan. Dengan iman itulah akan diperoleh pemberian yang terindah
dan anugerah yang maha luas. Dengan iman itulah akan diraih pahala di
akhirat dan memasukkan diri ke dalam surga yang lebarnya sebagaimana
lebarnya langit dan bumi. Di dalamnya terdapat kenikmatan yang belum
pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan
belum pernah terbetik di dalam hati manusia. Dengan iman itulah -wahai
hamba-hamba Allah- seorang hamba akan selamat dari neraka yang siksanya
sangat keras dan jurangnya sangat dalam, panasnya sangat menyakitkan.
Dengan iman itulah seorang hamba akan bisa mendapatkan keberuntungan
menggapai keridaan Rabbnya Yang Maha Suci, sehingga Allah tidak akan
murka kepadanya selama-lamanya yang dengannya dia akan merasakan
kelezatan pada hari kiamat dengan memandang wajah-Nya yang mulia tanpa
ada kesempitan yang menyulitkan dan tanpa fitnah yang menyesatkan.
Dengan iman itulah hati merasa tenteram, jiwa menjadi tenang, dan hati
merasa ringan. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, ingatlah
sesungguhnya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenteram.”
(Qs. ar-Ra’d: 28). Betapa banyak manfaat agung dan pengaruh yang penuh
berkah, buah yang elok dan kebaikan yang senantiasa mengalir dari
keimanan, ketika di dunia maupun kelak di akhirat. Manfaatnya begitu
banyak sehingga tidak bisa kita hitung dan tidak bisa diliputi selain
Allah saja. Allah berfirman (yang artinya), “Tidaklah ada satu jiwa yang
mengetahui kenikmatan yang disembunyikan dari mereka berupa kesenangan
yang akan menyejukkan hati sebagai balasan atas apa yang dahulu mereka
kerjakan.” (Qs. as-Sajdah: 17)
Wahai hamba-hamba Allah
Sesungguhnya
iman merupakan sebuah pohon yang diberkahi, manfaatnya sangat besar dan
faidahnya sangat melimpah serta buahnya sangat lebat. Ia memiliki
tempat untuk ditanami dan mata air untuk mengairinya. Ia memilki pokok
dan cabang-cabang serta buah-buahan. Adapun tempat iman itu adalah di
dalam hati seorang mukmin, di dalamnya diletakkan benih-benihnya dan
tumbuh darinya pokok-pokoknya, dan darinya tumbuhlah cabang dan
rantingnya. Adapun mata air yang akan mengairinya adalah wahyu yang
terang yaitu Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Melalui mata air itulah pohon iman yang diberkahi ini akan
disirami. Tidak akan ada kehidupan dan pertumbuhan baginya kecuali
dengan air tersebut. Adapun pokoknya -wahai hamba-hamba Allah- adalah
pokok-pokok keimanan yang enam; iman kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk. Sedangkan pokok yang tertinggi dari pokok-pokok
ini adalah keimanan kepada Allah, maka itulah pokok yang paling
mendasar bagi pohon yang diberkahi ini. Adapun cabang-cabangnya adalah
amal-amal salih dan ketaatan yang beraneka ragam serta berbagai amal
yang mendekatkan diri kepada Allah yang dilakukan oleh seorang mukmin
berupa sholat, zakat, haji, puasa, berbuat baik, ihsan, dan lain
sebagainya. Sedangkan buah-buahannya adalah semua kebaikan dan
kebahagiaan yang diperoleh seorang mukmin ketika di dunia maupun di
akhirat, maka itu semua merupakan buah dari keimanan dan hasil darinya.
Allah berfirman (yang artinya), “Barang siapa yang melakukan amal salih
baik dari kalangan lelaki maupun perempuan sedangkan dia adalah orang
yang beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik
dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa
yang telah mereka lakukan.” (Qs. an-Nahl: 97)
Wahai hamba-hamba Allah
Manusia
itu bertingkat-tingkat dalam hal keimanan dengan perbedaan yang sangat
bervariasi tergantung dengan keberagaman mereka dalam mewujudkan
sifat-sifat ini, kuat maupun lemahnya, bertambah atau berkurangnya. Oleh
sebab itu sudah semestinya seorang hamba muslim yang ingin mendapatkan
kebaikan bagi dirinya untuk bersungguh-sungguh dalam memahami
sifat-sifat ini dan memperhatikannya kemudian menerapkannya di dalam
kehidupannya agar dia semakin bertambah iman dan menguat keyakinannya
dan kebaikan-kebaikannya semakin melimpah. Sebagaimana pula sudah
semestinya -wahai hamba-hamba Allah- agar menjaga dirinya dari
terjerumus dalam perkara-perkara yang mengurangi keimanan dan melemahkan
agama, hal itu supaya nantinya dia bisa terselamatkan dari akibat
buruknya dan kerugiannya yang menyakitkan.
Wahai hamba-hamba Allah
Ada
banyak sebab yang bisa meningkatkan keimanan dan mengokohkannya. Yang
terpenting di antaranya adalah dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat,
membaca al-Qur’an dan merenungkan isinya, mengenal nama-nama Allah yang
terindah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi serta memperhatikan keelokan
agama Islam yang hanif ini serta mempelajari sejarah perjalanan hidup
Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sejarah para
sahabatnya yang mulia. Dan dengan memperhatikan dan meneliti alam raya
yang luas ini dan berbagai penunjukan yang jelas di dalamnya serta
hujjah-hujjah yang gamblang dan bukti-bukti yang terang. “Wahai Rabb
kami, sama sekali Engkau tidak menciptakan ini semua dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari siksa neraka.” (Qs. Ali Imran).
Sebagaimana pula iman itu bertambah dengan kesungguhan dan usaha keras
dalam melakukan ketaatan kepada Allah serta menjaga
perintah-perintah-Nya dan memelihara waktu di dalam ketaatan kepada-Nya
serta melakukan hal-hal yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya.
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh di atas jalan Kami maka Kami akan
tunjukkan kepadanya jalan-jalan menuju keridaan Kami. Sesungguhnya Allah
bersama dengan orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. al-‘Ankabut: 69)
Wahai hamba-hamba Allah
Sesungguhnya
di sisi lain ada juga perkara-perkara lain yang dapat mengurangi dan
melemahkan keimanan. Wajib bagi setiap hamba yang beriman untuk
melindungi dirinya agar tidak terseret ke sana dan berusaha berhati-hati
untuk tidak terjerumus di dalamnya. Salah satu sebab utamanya adalah
karena kebodohan tentang agama Allah, kelalaian, berpaling dari
ketaatan, melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, berkubang dosa, menuruti
keinginan nafsu yang mengajak kepada keburukan, bergaul dengan
orang-orang fasik dan gemar berbuat dosa, mengikuti hawa nafsu dan
syaitan, tertipu oleh kesenangan dunia dan terfitnah olehnya sehingga
hal itu membuat dunia itulah yang menjadi puncak angan-angan seorang
manusia dan tujuan hidupnya yang paling utama.
Wahai hamba-hamba Allah
Ketika
para pendahulu umat ini dan generasi pertamanya beserta orang-orang
pilihan di antara mereka menyadari keagungan iman ini dan merasakan
betapa besar kebutuhan mereka kepadanya lebih daripada kebutuhan kepada
makanan dan minuman serta udara untuk bernafas maka perhatian mereka
kepadanya juga sangat besar dan lebih didahulukan daripada semua urusan.
Dahulu mereka berusaha sekuat tenaga untuk memelihara iman mereka,
memeriksa amal-amal mereka, dan saling menasihati di antara mereka. Umar
bin al-Khatthab radhiyallahu’anhu mengatakan kepada para sahabatnya,
“Marilah, kita berkumpul sejenak untuk meningkatkan iman.” Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan, “Duduklah bersama kami sejenak,
kita akan menambah keimanan.” Beliau juga sering mengatakan di dalam
doanya, “Ya Allah, tambahkanlah kepada kami iman, keyakinan, dan
kepahaman.” Abdullah bin Rawahah radhiyallahu’anhu memegang tangan
sekelompok orang dari para sahabatnya seraya mengatakan, “Marilah, kita
beriman barang sejenak. Marilah, kita mengingat Allah dan menambah
keimanan dengan ketaatan kepada-Nya semoga Allah mengingat kita dengan
ampunan-Nya.” Abud Darda’ radhiyallahu’anhu mengatakan, “Salah satu
bukti kepahaman seorang hamba adalah ketika dia mengetahui apakah dia
sedang menambah atau mengurangi.” Maksudnya adalah iman. “Dan bukti
kepahaman seseorang ialah tatkala dia mengetahui dari manakah datangnya
bujukan syaitan kepadanya.” Umair bin Habib al-Khazhami
radhiyallahu’anhu mengatakan, “Iman itu bertambah dan berkurang.” Maka
ada orang yang bertanya kepada beliau, “Apa yang dimaksud dengan
bertambah dan berkurangnya?” Beliau menjawab, “Apabila kita mengingat
Allah ‘azza wa jala dan memuji-Nya dan menyucikan-Nya maka itulah
pertambahannya. Dan apabila kita lalai, menyia-nyiakan dan lupa maka
itulah berkurangnya.” Nukilan-nukilan dari mereka tentang perkara ini
banyak sekali.
Wahai hamba-hamba Allah
Oleh
karena itulah, sesungguhnya seorang hamba beriman yang diberi taufik
akan senantiasa berusaha di dalam hidupnya untuk mewujudkan dua perkara
yang agung dan tujuan yang mulia. Pertama: memperkuat keimanan dan
cabang-cabangnya serta menggapainya dengan sungguh-sungguh dalam bentuk
ilmu maupun amalan. Dan yang kedua: berusaha sekuat tenaga untuk
menyingkirkan hal-hal yang dapat meniadakan atau membatalkan serta
menguranginya berupa fitnah-fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi
dan berusaha untuk mengobati kekurangannya pada perkara yang pertama
(kekurangan dalam memperkuat iman) serta mengobati perkara yang telah
dilanggarnya dari perkara yang kedua (menepis pengikis keimanan) dengan
cara bertaubat dengan tulus dan murni, mengejar amal sebelum waktunya
lenyap, dan menghadapkan diri kepada Allah jalla wa ‘ala dengan
sepenuhnya dan hati yang jujur ingin kembali taat kepada-Nya, jiwa yang
merendah dan penuh ketenangan, patuh secara penuh kepada Allah,
mengharapkan rahmat Allah dan takut akan hukuman-Nya. Maka kita meminta
kepada Allah Yang Maha Mulia dengan nama-nama-Nya yang terindah dan
sifat-sifat-Nya yang maha tinggi semoga Allah menganugerahkan kepada
kita semua untuk bisa merealisasikan itu semua dan menyempurnakannya
sebagaimana yang diridai oleh-Nya bagi kita. Semoga Allah melimpahkan
kepada kita semua rezeki berupa keimanan yang jujur dan keyakinan yang
sempurna, taubat yang tulus. Dan semoga Allah mengampuni kita, kedua
orang tua kita, kaum muslimin lelaki dan perempuan, kaum mukminin lelaki
dan perempuan. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah. Yang telah memberikan kebaikan
yang sangat besar dan keutamaan yang sangat luas, yang maha pemurah lagi
mencurahkan kenikmatan. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang
benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya. Aku pun bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya semoga salawat tercurah kepadanya
dan kepada pengikutnya, para sahabatnya semua, beserta keselamatan
sebanyak-banyaknya semoga terlimpah kepada mereka.
Amma ba’du.
Wahai
hamba-hamba Allah, aku wasiatkan kepada kalian dan diriku untuk tetap
bertakwa kepada Allah. Karena sesungguhnya ketakwaan kepada Allah jalla
wa ‘ala adalah asas keberhasilan dan alamat kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Ketakwaan kepada Allah jalla wa ‘ala yaitu dengan cara seorang
hamba melakukan amal ketaatan di atas cahaya dari Allah dan mengharapkan
pahala dari Allah serta dengan meninggalkan kemaksiatan ke[ada Allah di
atas cahaya dari Allah karena takut akan hukuman Allah. Wahai
hamba-hamba Allah, al-Hakim di dalam Mustadrak-nya dan at-Thabrani di
dalam Mu’jam Kabir-nya meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash
radhiyallahu’anhuma, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya iman akan usang di rongga salah seorang
dari kalian sebagaimana halnya pakaian, maka mintalah kepada Allah agar
memperbaharui iman di dalam hati kalian.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menerangkan sifat iman itu bisa usang sebagaimana halnya pakaian,
maksudnya ia bisa menjadi usang dan lemah dan bisa dimasuki oleh
kekurangan akibat perbuatan apa saja yang dilakukan oleh manusia, yang
berupa kemaksiatan, dosa serta apa pun yang ditemui olehnya di dalam
kehidupan ini berupa hal-hal yang melalaikan yang beraneka ragam,
fitnah-fitnah yang besar, sehingga dapat menghilangkan kekuatan iman,
kehidupannya, dan kekokohannya, sehingga memperlemah keindahan,
keelokan, dan kemegahannya. Oleh sebab itulah maka Nabi ‘alaihis sholatu
was salam membimbing kita di dalam hadits yang agung ini agar selalu
menjaga dan memelihara keimanan dan amal agar kuat dan meminta kepada
Allah tabaraka wa ta’ala untuk menambahkan iman itu dan menetapkannya.
Allah jalla wa ‘ala berfirman (yang artinya), “Akan tetapi Allah lah
yang membuat kalian senang kepada iman dan memperindahnya di dalam hati
kalian, dan membuat kalian benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kemaksiatan. Mereka itulah orang-orang yang lurus.” (Qs. al-Hujurat).
Maka termasuk kebaikan -wahai hamba-hamba Allah- termasuk kebaikan bagi
seorang hamba yang beriman untuk menasihati dirinya sendiri demi
kebaikan imannya yang itu merupakan harta paling berharga padanya dan
sesuatu yang paling mahal miliknya, itulah bekal terbaik untuk berjumpa
dengan Allah.
Orang
yang cerdik -wahai hamba-hamba Allah- adalah orang yang menundukkan
nafsunya dan beramal untuk menyambut apa yang akan terjadi setelah
kematian. Sedangkan orang yang tidak mampu itu adalah orang yang
membiarkan diri memperturutkan hawa nafsunya dan mengangankan berbagai
keinginan kepada Allah. Ucapkanlah salawat dan salam kepada Muhammad bin
Abdullah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada kalian di
dalam Kitab-Nya, Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah dan
para malaikat-Nya mengucapkan salawat kepada Nabi, hai orang-orang yang
beriman ucapkanlah salawat kepadanya dan doakanlah keselamatan
untuknya.” (Qs. al-Ahzab). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda, “Barang siapa yang bersalawat kepadaku sekali maka Allah akan
mengucapkan salawat kepadanya sepuluh kali.” Terdapat pula perintah dan
dorongan dari beliau ‘alaihis sholatu was salam untuk memperbanyak
salawat dan doa keselamatan untuknya pada malam Jum’at dan di siang hari
Jum’at, maka perbanyaklah pada hari yang cerah dan diberkahi ini dengan
mengucapkan salawat dan doa keselamatan bagi Rasulullah. Ya Allah,
curahkanlah pujian kepada Muhammad dan kepada pengikut Muhammad
sebagaimana Engkau telah memuji Ibrahim dan pengikut Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Berkahilah Muhammad
dan pengikut Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan
pengikut Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan
ridailah ya Allah, para khulafa’ur rasyidin para iman yang berjalan di
atas petunjuk yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Dan ridailah ya
Allah, seluruh para sahabat dan para tabi’in serta orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat dan ridailah kami
bersama mereka dengan karunia-Mu dan kemurahan serta kebaikan dari-Mu
wahai Dzat Yang Termulia di antara sosok-sosok yang paling mulia. Ya
Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin. Ya Allah, muliakanlah Islam
dan kaum muslimin. Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin. Ya
Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin. Hinakanlah syirik dan kaum
musyrikin dan hancurkanlah musuh-musuh agama. Ya Allah, tolonglah
orang-orang yang menolong agama ini. Ya Allah belalah agama-Mu ini,
Kitab-Mu, dan Sunah nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ya
Allah tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin di semua tempat. Ya
Allah tolonglah mereka yang ada di Palestina dan di mana saja mereka
berada. Ya Allah, tolonglah mereka dengan sekuat-kuatnya. Ya Allah,
jagalah mereka dengan penjagaan dari-Mu dan kuatkanlah mereka dengan
kekuatan-Mu dan peliharalah mereka dengan bimbingan dari-Mu dan
perhatian-Mu wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri. Ya Allah,
hukumlah Yahudi yang telah merampas negeri kaum muslimin, yang melanggar
batas, sesungguhnya mereka sama sekali tidak bisa melawan diri-Mu. Ya
Allah, porak-porandakanlah mereka dengan sehancur-hancurnya. Ya Allah,
buatlah hati mereka saling memusuhi dan rusakkanlah persatuan mereka,
dan jadikanlah untuk mereka kekalahan yang buruk wahai Yang Maha Hidup
lagi Maha Berdiri Sendiri, wahai Yang Maha Perkasa. Ya Allah, berikanlah
keamanan di negeri-negeri kami dan perbaikilah para pemimpin kami dan
orang-orang yang menguasai urusan-urusan kami dan berikanlah tampuk
pemerintah kami kepada orang-orang yang takut kepada-Mu dan bertakwa
kepada-Mu serta mengikuti keridaan-Mu wahai Rabb alam semesta. Ya Allah,
berikanlah taufik kepada pemegang urusan kami untuk melakukan apa yang
Engkau cintai dan ridai, dan bantulah dia untuk melakukan kebaikan dan
takwa dan luruskanlah dia di dalam ucapan-ucapan dan amal-amalnya, dan
anugerahkanlah kepadanya kesehatan dan keselamatan, berikanlah kepadanya
rezeki berupa pembantu-pembantu yang baik yang menunjukkannya kepada
kebaikan dan menolongnya untuk itu. Ya Allah, berikanlah taufik kepada
segenap para pemimpin kaum muslimin untuk melaksanakan isi Kitab-Mu dan
mengikuti Sunah Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan
jadikanlah mereka lembut dan mengasihi hamba-hamba-Mu yang beriman. Ya
Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwa-jiwa kami. Sucikanlah ia,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik penyuci baginya. Engkau lah
penguasa dan penjaganya. Ya Allah, kami meminta kepada-Mu iman yang
jujur, keyakinan yang kokoh, taubat yang tulus. Ya Allah, sesungguhnya
kami meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kehormatan, dan kecukupan
diri. Ya Allah, perbaikilah bagi kami agama kami yang itu merupakan
penjaga bagi urusan kami. Perbaikilah dunia kami yang itu merupakan
tempat penghidupan kami. Perbaikilah bagi kami akhirat kami yang itu
merupakan tempat kembali kami dan jadikanlah kehidupan yang masih
tersisa sebagai tambahan bagi kami dalam semua kebaikan, dan jadikanlah
kematian sebagai perhentian bagi kami dari semua keburukan. Ya Allah,
sesungguhnya kami meminta kepada-Mu surga dan hal-hal yang dapat
mendekatkan diri ke sana berupa ucapan maupu perbuatan. Dan kami
berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa saja yang menyeret ke sana
berupa ucapan maupun perbuatan. Ya Allah, damaikanlah perselisihan yang
ada di antara kami, satukanlah hati-hati kami, dan tunjukilah kami
jalan-jalan keselamatan dan keluarkanlah kami dari berbagai kegelapan
menuju cahaya. Berkahilah harta-harta kami, waktu-waktu kami,
istri-istri kami, anak-anak keturunan kami dan jadikanlah kami diberkahi
di mana saja kami berada. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami semuanya,
yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, yang
tersembunyi maupun yang tampak. Ya Allah, ampunilah kesalahan yang dulu
telah kami lakukan dan belum kami lakukan, yang kami sembunyikan maupun
yang kami tampakkan dan kesalahan-kesalahan lainnya yang engkau tentu
lebih mengetahui tentangnya daripada kami. Engkaulah Yang mendahulukan
dan engkaulah Yang mengakhirkan. Tidak ada sesembahan yang benar selain
Engkau. Ya Allah, ampunilah dosa orang-orang yang melakukan dosa dan
terimalah taubat orang yang bertaubat dan tetapkanlah kesehatan,
keselamatan, dan kebaikan bagi keseluruhan kaum muslimin. Ya Allah,
berikanlah jalan keluar bagi kesedihan orang yang dilanda duka di antara
kaum muslimin dan lepaskanlah kesulitan orang-orang yang tertimpa
kesulitan, dan tunaikanlah hutang orang-orang yang terlilit hutang, dan
sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kami dan yang sakit di
antara kaum muslimin yang lain. Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah
menganiaya diri kami sendiri maka apabila Engkau tidak mengampuni dan
menyayangi kami niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. Wahai Rabb
kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan jagalah kami dari siksa neraka.