Segala puji bagi Allah yang di tanganNya perbendaharaan langit dan bumi, bagiNyalah kepemilikan dan bagiNyalah segala pujian dan Dia menyaksikan segala sesuatu. Dia memiliki hikmah dalam segala keputusannya baik dalam syari’atNya maupun dalam taqdir yang ditetapkanNya. Dia melakukan apa saja yang dikehendakiNya dan menghukum dengan yang Dia inginkan. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada syarikat bagiNya, Dzat yang Maha melindungi dan Maha terpuji. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya, penutup para nabi dan merupakan pimpinan para nabi dan merupakan hamba yang paling mulia. Semoga Allah memberikan shalawat kepada Nabi dan kepada keluarganya dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia dengan baik hingga hari kiamat.
Kemudian dari pada itu,
Sesungguhnya
Allah telah berfirman seraya menjelaskan kesempurnaan kekuasaanNya dan
kesempurnaan hikmahNya dan bahwasanya segala perkara adalah di bawah
kekuasaan-Nya dan Dialah yang mengatur bagi hamba-hamba-Nya apa yang
dikehendakiNya- berupa keamanan dan ketenangan, ketakutan, kemakmuran,
kesulitan, kemudahan, kesempitan, sedikit, banyak….dan seterusnya, Allah
berfirman
(يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (الرحمن:29
Semua yang ada di langit dan di bumi selalu minta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (QS. 55:29)
Allah
memutuskan perkara-perkara yang berlaku pada makhluknya,
hukum-hukum-Nya berlaku pada hamba-hambaNya terkadang seseuai dengan
kebijaksanaan-Nya dan karunianya, dan terkadang sesuai dengan
kebijaksanaan-Nya dan keadilan-Nya, Dan Tuhanmu tidak akan berbuat
dzalim kepada siapapun
(وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ) (الزخرف:76)
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. 43:76)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita
beriman kepada Allah dan taqdirNya. Beriman kepada taqdir Allah
merupakan salah satu rukun iman. Kita beriman bahwasanya apa saja yang
kita rasakan berupa kebaikan dan kelapangan semua itu merupakan nikmat
Allah yang Allah karuniakan kepada kita yang mewajibkan kita untuk
bersyukur kepada Dzat sumber karunia dan pemilik karunia tersebut dengan
taat kepadaNya, yaitu dengan menjauhi laranganNya dan menjalankan
perintahNya. Karena jika kita taat kepada Allah maka kita telah
bersyukur atas karunia Allah dan jika demikian maka kita berhak untuk
meraih apa yang dijanjikan Allah kepada kita, yaitu karunia Allah kepada
kita dengan memberi tambahan kenikmatan. Allah berfirman
(وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ) (النحل:53)
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), (QS. 16:53)
(وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ) (ابراهيم:7)
“Dan
(ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan:”Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS.
14:7)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Kita
di Negara Saudi Arabia ini, alhamdulillah kita berada di atas kehidupan
yang aman, nyaman dan tentram, namun ingatlah bahwa keamanan dan
ketentraman ini tidak akan berkesinambungan selamanya kecuali dengan
ketaatan kepada Allah…tidak akan berkesinambungan selamanya hingga kita
taat kepada Allah…hingga kita menyeru manusia kepada kebaikan dan
mencegah mereka dari melakukan perkara-perkara kemungkaran…hingga kita
menolong mereka para penegak amar ma’ruf nahi mungkar di tengah umat
Islam karena merekalah yang mencegah umat ditimpa dengan sebab-sebab
hukuman dan adzab, oleh karena itu wajib bagi kita untuk menolong
mereka. Wajib bagi kita agar masuk dalam barisan mereka.
Jika
mereka bersalah maka wajib bagi kita untuk mengetahui kesalahan mereka
dan hendaknya kita mengingatkan mereka dari kesalahan tersebut dan
membimbing mereka kepada petunjuk yang benar, bukan malah kita
menjadikan kesalahan-kesalahan mereka alasan untuk menjatuhkan dan
menjauhkan mereka dari tugas yang mulia ini, ini adalah metode yang
tidak baik.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin berupa penderitaan,
kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan, baik yang
menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh
maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang meninggalkan
perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan syari’at Allah,
bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat dengan hukum
selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh makhluk dan
Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih sayang ibu-ibu dan
bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kebaikan
bagi mereka daripada diri mereka sendiri
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Seungguhnya
saya mengulangi kalimat saya ini karena urgensinya dan karena banyak
orang yang berpaling darinya. Sesungguhnya saya katakan bahwa musibah
dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin berupa penderitaan, kesulitan
dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan, baik yang menyangkut
pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat
yang mereka lakukan dan sikap mereka yang meninggalkan perintah-perintah
Allah serta meninggalkan penegakkan syari’at Allah, bahkan mereka
mencari-cari hukum di antara masyarakat dengan hukum selain dari
syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh makhluk dan Yang paling
sayang terhadap mereka daripada kasih saying ibu-ibu dan bapak-bapak
mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kabaikan bagi mereka
daripada diri mereka sendiri
Allah berfirman
(وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ) (الشورى:30)
“Dan
apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. 42:30)
(مَا
أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ
فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللَّهِ
شَهِيداً) (النساء:79)
Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana
yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. 4:79)
Kebaikan
apa saja yang kita rasakan baik berupa kenikmatan ataupun keamanan
sesungguhnya Allah-lah yang telah mengaruniakannya kepada kita permulaan
dan di penghujung. Dialah yang telah memberikan kita karunia kepada
kita (berupa kemudahan untuk bisa beribadah kepadaNya-pen) maka kitapun
bisa melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya kebaikan-kebaikan.
Dialah yang telah menyempurnakan kenikmatan bagi kita.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
kebanyakan orang-orang sekarang menyandarkan musibah-musibah yang
mereka alami, apakah musibah yang menyangkut harta dan perekonomian atau
yang menyangkut keamanan dan politik, mereka menyandarkan
musibah-musibah ini hanya kepada sebab-sebab alami, materi, atau kepada
sebab pergolakan politik, atau sebab perekonomian, atau kepada sebab
perselisihan tentang daerah perbatasan antara dua Negara.
Tidak
diragukan lagi hal ini disebabkan kurangnya pemahaman mereka dan
lemahnya iman mereka dan kelalaian mereka dari mentadabburi Al-Qur’an
dan sunnah-sunnah Rasulullah.
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
dibalik semua sebab-sebab material, alami tersebut adalah sebab
syar’i, yang merupakan sebab timbulnya seluruh musibah dan malapetaka,
yang lebih kuat, lebih besar, dan lebih berpengaruh daripada sebab-sebab
materi di atas. Namun terkadang sebab-sebab materi merupakan sarana
timbulnya musibah dan bencana sesuai dengan konsekwensi dari sebab-sebab
syar’iyah berupa bencana dan hukuman. Allah berfirman;
(ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ)
(الروم:41)
Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
(QS. 30:41)
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…, wahai ummat Nabi Muhammad…
Bersyukurlah
atas kenikmatan-kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kalian, yang
kalian telah rasakan dan bersenang-senang dengan kenikmatan-kenikmatan
tersebut. Kalian wahai umat pengikut nabi Muhammad adalah umat yang
paling baik daripada umat-umat nabi yang lain, kalian telah dimuliakan
oleh Allah. Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan hukuman kepada ummat
ini akibat kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh mereka dan
dosa-dosa mereka sebagaimana hukuman yang telah Allah timpakan kepada
umat-umat terdahulu. Allah tidak menimpakan kebinasaan yang menyeluruh
yang menghancurkan seluruh umat sekaligus sebagaimana yang telah Allah
timpakan kepada kaum ‘Aad tatkala mereka dibinasakan dengan angin yang
sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada
mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu
lihat kamu ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka
tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).[2] Allah tidak
menimpakan hukuman kepada umat ini sebagaimana hukuman yang Allah
timpakan kepada kaum Tsamud, yang ditimpa suara yang sangat keras dan
mengguntur dan gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan ditempat tinggal mereka[3], tidak juga sebagaimana
hukuman yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Luth yang Allah kirimkan
kepada mereka hujan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi
batu dari langit dan Allah menjadikan negeri kaum Luth itu yang di atas
ke bawah (dibalik).[4]
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
Allah dengan kebijaksanaan-Nya dan rahmat-Nya kepada ummat ini, Allah
menjadikan hukuman kepada mereka akibat dosa-dosa dan kemaksiatan yang
dikerjakan mereka berupa penguasaan sebagian mereka terhadap yang lain
sesama kaum muslimin. Allah berfirman:
(قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ
أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ
بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ
يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ
عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ لِكُلِّ نَبَأٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ)
(الأنعام:67)
“Katakanlah:”Dia
yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari
bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada
keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan
tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya). Dan
kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya.
Katakanlah:”Aku ini bukan orang yang diserahi mengurus urusanmu”. Untuk
tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya
dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. 6:65-67)
Ibnu
Katsir menyabutkan dalam buku tafsir beliau hadits-hadits yang banyak
yang berkaitan dengan ayat yang pertama. Diantaranya adalah hadits yang
dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhori dari Jabir bin Abdillah –semoga Allah
meridhoinya-, beliau berkata, “Tatkala turun firman
Allah“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,
dari atas kamu”, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung
dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” “atau dari bawah kaki
kalian”, Nabi berkata, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung
dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” atau Dia mencampurkan kamu
dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada
sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain”, Nabi berkata هَذِه
أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَر “Yang ini lebih ringan atau lebih mudah”.
Dan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqos, beliau berkata,
أَقْبَلْنَا
مَعَ رَسُوْلِ الله حَتَّى مَرَرْنَا عَلَى مَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَة
فَدَخَلَ رَسُوْلُ الله فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَصَلَّيْنَا مَعَهُ فَنَجَى
رَبَّهُ طَوِيْلاً ثُمَّ قَالَ: “سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا سَأَلْتُهُ
أَلاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ
أَلاَّ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا
وَسَأَلْتُهُ أَلاَّ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
“Kami
pergi bersama Rasulullah hingga kami melewati sebuah mesjid bani
Mu’awiyah maka Rasulullahpun masuk dalam mesjid tersebut kemudian beliau
sholat dua rakaat, maka kamipun sholat bersama beliau. Beliaupun lama
bermunajat kepada Allah, setelah itu beliau berkata (kepada kami), “Aku
meminta kepada Robku tiga perkara. Aku meminta kepadaNya agar Dia tidak
membinasakan umatku dengan menenggelamkan mereka maka Dia mengabulkan
permintaanku. Dan aku meminta kepadaNya agar Dia tidak membinasakan
umatku dengan musim kemarau yang berkepanjangan (yaitu sebagaimana yang
menimpa kaum Fir’aun) maka Dia mengabulkan permintaanku. Dan aku meminta
kepadaNya agar tidak menjadikan mereka saling betentangan (berperang
satu dengan yang lainnya) maka Dia tidak mengabulkan permintaanku”
Dan dari Khobab bin Al-Arth, beliau berkata,
وَافَيْتُ
رَسُوْلَ اللهِ فِيْ لَيْلَةٍ صَلاَّهَا كُلَّهَا حَتَّى كَانَ مَعَ
الْفَجْرِ فَسَلَّمَ رَسُوْلُ اللهِ مِنْ صَلاَتِهِ فَقُلْتُ “يَا رَسُوْلَ
اللهِ لَقَدْ صَلَّيْتَ اللَّيْلَةَ صَلاَةً مَا رَأَيْتُكَ صَلَّيْتَ
مِثْلَهَا”، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ:”أَجَل، إِنَّهَا صَلاَةُ رَغَبٍ
وَرَهَبٍ سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِيْهَا ثَلاَثَ خِصَالٍ
فَأَعْطَانِيْ اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ
وَجَلَّ أَلاَّ يُهْلِكَنَا بِمَا أَهْلَكَ بِهِ الأُمَمَ قَبْلَنَا.
سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ يُظْهِرَ عَلَيْنَا عَدُوًّا مِنْ
غَيْرِنَا فَأَعْطَانِيْهَا. سَأَلْتُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَلاَّ شِيَعًا
وَيُذِيْقَ بَعْضَنَا بَأْسَ بَعْضٍ فَمَنَعَنِيْهَا”
“Aku
mendapati Rasulullah pada suatu malam dimana Rasulullah sholat semalam
penuh hingga menjelang terbit fajar, Rasulullahpun salam (selesai) dari
sholat malamnya. Akupun berkata, “Ya Rasulullah malam ini engkau sholat
yang tidak pernah sebelumnya aku melihat engkau sholat seperti ini”.
Rasulullah berkata, “Benar, ini adalah sholat yang berisi harapan dan
ketakutan. Aku telah meminta Robbku dalam sholatku tiga perkara, lalu
Dia mengabulkan dua permintaanku dan tidak mengabulkan yang satu. Aku
meminta kepada Robbku agar Ia tidak membinasakan kita sebagaimana Dia
telah membinasakan umat-umat sebelum kita maka Allah-pun mengabulkannya.
Dan aku meminta kepada Robbku agar tidak menjadikan musuh dari selain
golongan kita (selain dari kaum muslimin) menguasai kita maka Diapun
mengabulkannya. Dan aku memohon kepada Robku agar tidak Dia menjadikan
kita dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan
kepada sebagian kamu kepada keganasan sebagian yang lain maka Dia tidak
mengabulkannya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasai, dan At-Thirmidzi
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin…
Sesungguhnya
kalian beriman dan mempercayai kebenaran ayat-ayat ini dan kalian
beriman dan membenarkan hadits-hadits yang sohih (benar datangnya) dari
Rasulullah namun kenapakah kalian tidak merenungkannya…??, kenapa kalian
tidak merenungkan kandungannya….??, kenapa kalian tidak menyandarkan
musibah dan malapetaka yang menimpa kalian kepada kekurangan dan
kelemahan agama kalian hingga kalian kembali kepada Robb kalian dan
kalianpun menyelamatkan jiwa kalian dari sebab-sebab kebinasaan dan
kehancuran??
Bertakwalah
kepada Allah, takutlah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, lihatlah
kepada kondisi kalian, bertaubatlah kepada Allah dan luruskanlah jalan
kalian menuju kepadaNya. Ketahuilah bahwasanya seluruh musibah yang
menimpa kalian wahai umat Muhammad dan seluruh fitnah dan bencana yang
kalian alami sesungguhnya berasal dari diri kalian sendiri, berasal
karena sebab dosa-dosa kalian. Maka hendaklah kalian bertaubat dari
setiap dosa yang kalian lakukan, kembalilah kepada jalan Allah dan
berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah, ujian, dan bencana.
Bencana dunia yang menyangkut jiwa berupa pembunuhan dan luka serta
terpecah-pecahnya kalian, atau berupa bencana yang mengenai harta benda
seperti kurangnya harta dan porak-prandanya harta benda. Demikian juga
bencana yang berkaitan dengan agama yang menimpa hati berupa
syubhat-syubhat dan syahwat (hawa nafsu) yang telah merintangi umat ini
dari agama Allah dan menjauhkan umat dari jalan salaf mereka sehingga
menjerumuskan umat ini kedalam jurang api neraka. Sesungguhnya fitnah
(bencana) yang menimpa hati lebih besar dan lebih bahaya dan lebih buruk
akibatnya daripada bencana yang berkaitan dengan dunia yang jika
terjadi maka akibatnya hanyalah kerugian materi dunia….dan dunia
bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Adapun cobaan yang
menimpa agama maka akibatnya adalah kerugian di dunia dan akhirat. Allah
berfirman
“Katakanlah:”Sesungguhnya
orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka
sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”.Ingatlah yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata”. (QS. 39:15)
Ya
Allah kami memohon kepadaMu dan kami sedang menunggu pelaksanaan
kewajiban kami (yaitu sholat jum’at) agar Engkau menjadikan kami
termasuk orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Engkau
dan termasuk orang-orang yang sadar dan mengambil ibroh tatkala turun
hukuman-Mu (berupa bencana dan musibah).
Ya
Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang beriman dengan keimanan
yang sebenar-benarnya yang mereka menyandarkan musibah yang melanda
mereka kepada sebab yang hakiki yaitu sebab syar’i yang telah Engkau
jelaskan dalam Kitab-Mu dan melalui lisan Rasul-Mu Muhammad.
Ya
Allah karuniakanlah bagi umat ini dan bagi para pemimpin-pemimpin
mereka agar kembali taubat kepada Engkau dengan taubat yang
sebenar-benarnya baik lahir maupun batin, baik dalam perkataan maupun
perbuatan hingga kembali umat ini menjadi baik, karna kebaikan para
pemimpin merupakan kebaikan bagi umat yaitu kebaikan mereka merupakan
sebab kebaikan bagi umat.
Ya
Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau meluruskan pemerintah dan para
penguasa kaum muslimin dan menganugerahkan kepada mereka kesadaran
dengan apa yang telah menimpa ummat serta memberikan taufik dan petunjuk
kepada mereka menuju kepada apa yang Engkau cintai dan ridhai.
Ya
Allah kami memohon kepadaMu agar Engkau menjauhkan mereka dari
penasehat-penasehat yang buruk, sesungguh Engkau Maha kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah anugrahkan kepada mereka penasehat-penasehat yang
terbaik yang menunjukkan kepada mereka jalan kebaikan serta mendorong
dan menganjurkan mereka untuk melekukannya.
Ya
Allah siapa saja yang tidak menasehati mereka dan tidak berbuat baik
terhadap rakyat mereka maka jauhkanlah ia dari para penguasa dan
gantikanlah bagi mereka penasehat yang lebih baik. Wahai penguasa alam
semesta, wahai Dzat Yang memiliki kemuliaan dan keagungan.
Wahai
hamba-hamba Allah bertakwalah dan takutlah kalian kepada Allah,
waspadalah kalian dari sikap melalaikan syari’at Allah….hati-hatilah
kalian dari sikap lalai terhadap ayat-ayat Allah….hati-hatilah kalian
dari sikap lalai dari mentadabburi kitabullah (Al-Qur’an)…hati-hatilah
kalian terhadap sikap lalai dari mengenal sunnah-sunnah Rasuluullah.
Sesungguhnya pada Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Nabi terdapat sumber
kebahagiaan kalian di dunia dan di akhirat jika kalian memegang teguh
kepada sunnah-sunnah Nabi dengan membenarkan segala berita dari
Rasulullah dan melaksanakan perintah-perintah Rasulullah.
Wahai hamba-hamba Allah…
Sebagian
orang ragu dan meragukan orang lain tentang perkara bahwa
maksiat-maksiat merupakan sebab timbulnya musibah dan bencana, hal ini
dikarenakan kelemahan iman mereka dan kurangnya mereka merenungkan
kandungan isi Al-Qur’an. Saya akan bacakan kepada mereka dan yang
sejenis mereka firman Allah
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتاً وَهُمْ نَائِمُونَ َأوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ
يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحىً وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ
اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
(لأعراف:99-96
Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.
Maka
apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan
Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau
apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan
Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain?
Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)
Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi. (QS.Al A’raaf 96-99)
Sebagian
salaf mengatakan, “Jika engkau melihat Allah memberikan kenikmatan
kepada seseorang sedangkan engkau melihat orang ini terus melakukan
kemaksiatan maka ketahuilah bahwa ini adalah tipuan Allah kepadanya, dan
orang tersebut masuk dalam kategori firman Allah
(سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ) (القلم:44)
Nanti
Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan)
dari arah yang tidak mereka ketahui. dan Aku memberi tangguh kepada
mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. (QS. 68:44)
Wahai kaum muslimin…, wahai hamba-hamba Allah…
Demi
Allah sesungguhnya kemaksiatan sangat mempengaruhi keamanan Negara,
sangat berpengaruh terhadap ketentaraman bangsa dan perekonomiannya,
serta mempengaruhi hati-hati rakyat.
Sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan benar-benar menyebabkan tercerai-berainya kaum muslimin antara satu dengan yang lain…
Sesungguhnya
kemaksiatan-kemaksiatan menyebabkan seorang muslim memandang saudaranya
sesama muslim seakan-akan saudaranya tersebut berada di atas agama
yang lain selain agama Islam.
Namun
jika kita benar-benar membenahi dan meluruskan diri kita masing-masing
demikian juga membenahi keluarga kita, tetangga kita, penduduk bangsa
yang mampu kita benahi diantara mereka, kemudian kita saling
seru-menyeru kepada kebaikan dan saling mencegah dari melakukan
kemungkaran, kita membantu dan memperkuat siapa saja yang menegakkan
amar ma’ruf nahi mungkar dengan bijaksana dan nasehat yang baik, maka
dengan demikian barulah timbul persatuan dan keselarasan. Allah
berfirman
(وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَلا
تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا
جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ) (آل
عمران:105)
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai
orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan
yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa
yang berat, (QS. 3:105)
Saya
mengajak diri saya sendiri dan kalian wahai saudara-saudaraku untuk
bersatu di jalan Allah dan saling bergandengan tangan dalam menegakkan
syari’at Allah, saling menasehati satu dengan yang lainnya diantara
kita, berdialog dengan siapa saja yang memang butuh untuk diajak dialog
namun dengan metode yang terbaik dan dengan hujjah (argumentasi) dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah serta dengan argumentasi akal, tidak membiarkan
para pelaku kebatilan tetap dalam kebatilan mereka karena mereka berhak
untuk kita jelaskan kepada mereka kebenaran yang hakiki kemudian kita
memotivasi mereka untuk melaksanakannya serta kita jelaskan juga kepada
mereka kebatilan mereka dan kita memperingatkan mereka dari kebatilan
tersebut.
Adapun
kita adalah umat yang tercerai berai, tidak menengok antara satu kepada
yang lain, tidak memperhatikan antara satu dengan yang lainnya….maka
seseungguhnya barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin
maka sesungguhnya ia bukan termasuk mereka.
Wahai kaum muslimin….
Sungguh
saya ulang sekali lagi, saya katakan sesungguhnya wajib bagi kita –yang
alhamdulillah adalah orang-orang muslim yang beriman kepada Allah- ,
wajib bagi kita untuk melihat musibah-musibah dan bencana dengan
kacamata syari’at yang seiring Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena
sesungguhnya kita kalau kita melihat bencana dan musibah dengan kacamata
materi maka selain kita yaitu orang-orang kafir mereka lebih kuat dari
kita jika ditinjau dari kekuatan materi, mereka lebih besar. Dengan
kekuatan materi tersebutlah mereka menguasai kita dan memperbudak kita.
Namun jika memandang dengan kacamata syari’at dari sudut pandang
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi maka kita akan meninggalkan sebab yang
menimbulkan segala bencana dan musibah ini (yaitu kemaksiatan dan dosa).
Dan jika kita kembali keapada Allah, bertaubat kepadaNya dan kita
menolong agama Allah maka sesungguhnya Allah telah berkata dalam
Al-Qur’an dan Dialah yang paling benar perkataannya dan yang paling
mampu;
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ
مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ
وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ
الْأُمُورِ
(Demi
Allah) seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan. (QS. Al Hajj 40-41)
Allah
tidak berkata, “Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi maka mereka mendirikan tempat-tempat dilaksanakannya
kefasikan dan hal-hal yang melalaikan dan sia-sia”, tetapi Allah
berfirman “(yaitu)orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka
di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar;
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
Amatilah wahai saudaraku sesama muslim…bagaimana Allah berfirman
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ “(Demi Allah)
seungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Allah
menta’kid (yaitu memperkuat dan menekankan makna) pertolongan dalam ayat
ini dengan penguat tekstual yaitu sumpah yang dita’dirkan, huruf lam
yang menunjukan akan penekanan dan huruf nun untuk penekanan. Dan Allah
juga menekankan kebenaran pertolongan Allah juga dengan penguat-penguat
secara maknawi, yaitu firman Allah إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Maka
dengan kekuatan-Nya dan keperkasaan-Nya Allah menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Perhatikanlah bagaimana Allah menutup dua ayat di atas
dengan firmanNya وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ “dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan ”. Sesungguhnya manusia terkadang berfikir dengan
cara fakir yang keliru dengan berkata “Bagaimana kita bisa menang
menghadapi kaum kafir, padahal mereka lebih kuat dari kita dan lebih
sombong?”, maka Allah menjelasakan bahwasanya seluruh perkara adalah hak
prerogative-Nya semata, tidak ada yang turut campur, dan bahwasanya
Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Kita semua mengetahui akibat yang
ditimbulkan gempa bumi dahsyat yang gempa tersebut terjadi hanya dengan
perkataan Allah كُنْ فَيَكُوْنُ “Jadilah! maka terjadilah”. Kemudian
timbullah kerusakan dan porak-pranda yang sangat besar yang merata, yang
semua itu terjadi hanya dalam waktu sekejap yang tidak bisa dilakukan
oleh kekuatan kaum kafir manapun.
Demi
Allah, kalau kita benar-benar menolong agama Allah maka kita akan
selalu menang dan mengalahkan musuh-musuh kita di dunia ini. Namun
sungguh sangat disayangkan sesungguhnya banyak diantara kita yang
menjadi antek-antek dan pembantu-pembantu musuh-musuh Allah dan
musuh-musuh Rasulullah (baik sadar maupun tidak disadari, secara
langsung maupun tidak-pen). Mereka memperhatikan apa yang dilakukan oleh
kaum kafir tersebut dari perkara-perkara yang menyelisihi dan menentang
Allah dan RasulNya lalu merekapun mengikuti perlakuan orang-orang kafir
tersebut. Bahkan terkadang mereka pergi ke negeri-negeri kaum kafir
lalu mereka membawa buah hati mereka yaitu putra putri mereka dan
keluarga mereka ke negeri-negeri kaum kafir tersebut yang tidak
terdengar di situ kecuali gaung dan gema lonceng-lonceng gereja…tidak
terdengar di situ kumandang adzan…tidak terdengar di situ dzikir kepada
Allah…dan tidak nampak di situ kecuali tempat-tempat dilakukannya
hal-hal yang sia-sia dan melalaikan…
Maka
kita mohon kepada Allah agar mengembalikan orang yang sesat dari umat
ini kepada jalan yang benar, agar menjadikan kita saling bergandengan
tangan dalam melaksanakan kebenaran, saling tolong-menolong dalam
mengerjakan kebajikan dan ketakwaan hingga kita mengembalikan apa-apa
yang telah sirna berupa kemuliaan dan ketinggiannya, sesungguhnya Allah
yang Menguasai hal itu dan Maha mampu mewujudkannya.
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya Allah terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
Ya
Allah berilah rahmat kepada Nabi dan kepada keluarganya sebagaimana
Engkau telah memberikan rahmat-Mu kepada nabi Ibrahim dan kepada
keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung. Ya Allah
berilah barokah kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya sebagaimana
Engkau memberikan barokah kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarganya
sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha agung.
0 komentar:
Post a Comment